Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas,klik di sini ya!
Komik Jadul Indonesia yang Sukses di Layar Perak

Komik Jadul Indonesia yang Sukses di Layar Perak

0

Komik merupakan salah satu bacaan dengan berbagai genre yang banyak diminati tanpa mengenal batasan usia. Maka, jangan heran jika kepopuleran komik masih bertahan sampai sekarang. Bicara tentang komik bukan hanya membahas komik keluaran Jepang dan Amerika saja, pasalnya komik lokal Indonesia juga punya jalan cerita yang menarik.

Siapa yang mengira, sebelum komik Jepang merajai pasar Indonesia. Ternyata komik lokal buatan Indonesia pernah lebih dulu merajai pasar komik di negeri sendiri. Seperti dijelaskan dari interaktif.kompas.id yang mengutip dari penelitian disertasi Marcel Bonneff (1972) menyebutkan: perkembangan komik Indonesia diawali saat munculnya komik strip di koran pada 1930-an.

Kemudian perkembangan komik Barat membuat beberapa komikus Indonesia mulai mengindonesiakan tokoh Barat pada 1950-an. Akhirnya, sejak saat itu komik Indonesia mulai beredar luas, dan menghasilkan “komik era awal”. Seperti komik Put On, Sri Asih, hingga Putri Bintang Garuda Putih.

Masa Kejayaan Komik Indonesia

Memasuki era 1960-an hingga 1970-an, komik Indonesia mulai memasuki masa kejayaan. Tidak hanya satu atau dua, justru ada banyak komik ikon asli Indonesia yang berjaya, dan dikenal hingga saat ini.

Beberapa di antaranya Si Buta dari Gua Hantu, Jaka Sembung, Panji Tengkorak, hingga Gundala Putra Petir. Memiliki latar dan ciri khas yang “Indonesia banget” menjadi salah keunggulannya dari komik-komik tersebut.

Contohnya Si Buta dari Gua Hantu yang bercerita tentang pesilat yang bertugas membela keadilan dengan berlatar beberapa daerah di Indonesia. Seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan. Menariknya, komik karya Ganes TH yang diterbitkan pada 1967 ini pernah menjadi difilmkan pada 1970.

Selanjutnya ada komik Jaka Sembung yang terbit pada era 1960-an dan 1970-an. Komik karya Djair Warni ini bercerita tentang pendekar silat yang berguru di perguruan silat di Gunung Sembung.

Tidak hanya populer di dunia komik, Jaka Sembung juga beberapa kali diadaptasi ke dalam film. Seperti Jaka Sembung Sang Penakluk (1981), Si Buta Lawan Jaka Sembung (1983), Bajing Ireng dan Jaka Sembung (1983), serta Jaka Sembung dan Dewi Samudra (1990).

Kemudian ada komik Panji Tengkorak yang eksis di akhir 1960-an hingga awal 1970-an. Sesuai dengan judulnya, komik ini bercerita tentang pendekar bertopeng tengkorak dengan pakaian compang-camping yang mengembara sambil menyeret peti mati.

Saking populernya, komik Panji Tengkorak pun terus dikembangkan hingga memiliki lima jilid komik. Bahkan, komik jadul Indonesia ini juga sukses difilmkan pada 1971.

Satu lagi karya komikus Indonesia yang masih dikenang hingga sekarang adalah Gundala Putera Petir. Rilis pada 1969, Gundala Putera Petir bercerita tentang awal mula ilmuan bernama Sancaka yang mendapatkan kekuatan dari raja Kerajaan Petir dan Kerajaan Bayu saat koma akibat sambaran petir.

Akhirnya, dari situlah Gundala memiliki kekuatan petir dari telapak tangannya, dan menjadi pahlawan super. Memiliki cerita yang menarik, Gundala pun pernah dibuat serial hingga 23 kisah yang digarap pada 1969-1982.

Bahkan belum lama ini Gundala juga telah dibuat ulang oleh sutradara kenamaan Indonesia, Joko Anwar pada 2019. Sudah menonton filmnya belum, nih?

Ilustrasi karakter komik karya produksi Bumilangit. (Foto: Tangkapan layar dari https://bumilangit.com/en/printed-comics/)

Bumilangit dan Superhero Indonesia

Pastinya kita bertanya-tanya: siapa sosok penting di balik kesuksesan berbagai komik jadul yang difilmkan di Indonesia. Ternyata, sosok tersebut adalah Bumilangit.

Didirikan pada 2003, Bumilangit merupakan production house yang telah me-remake komik jadul Indonesia berbasis pahlawan super menjadi sebuah film. Hebatnya, Bumilangit merupakan perusahaan hiburan berbasis karakter di Asia yang mengelola pustaka karakter terbanyak, dengan jumlah lebih dari 1.200 karakter komik dalam 60 tahun terakhir.

Pada Agustus 2019, Bumilangit resmi meluncurkan “Jagat Bumilangit”, sekaligus perilisan film Gundala (2019). Tidak tanggung-tanggung, saat itu film yang disutradarai oleh Joko Anwar menjadi film superhero Indonesia yang paling sukses. Film Gundala juga berhasil tayang dalam program “Midnight Madness” di Toronto International Film Festival (TIFF) 2019.

Masa Depan Jagat Bumilangit

Ke depannya, Jagat Bumilangit terbagi menjadi empat era, yaitu Era Legenda, Era Jawara, Era Patriot, dan ada Era Revolusi. Era Jawara adalah eranya para pendekar di masa kerajaan nusantara. Memiliki 500 karakter dan 50 judul komik, salah satu tokoh di Era Jawara adalah Si Buta dari Gua Hantu dan Mandala.

Sementara itu, Era Patriot adalah eranya para jagoan. Ada sekitar 700 karakter dan 110 judul komik yang telah diterbitkan. Beberapa karakter yang cukup populer adalah Gundala, Sri Asih, Godam, Tira, Sembrani, dan masih banyak lagi.

Setelah dibuka dengan patriot pertama, Gundala, akan dilanjutkan dengan berbagai tokoh superhero  Indonesia lainnya yang berasal dari berbagai era. Menariknya lagi, ada tujuh film yang sedang dipersiapkan dengan tokoh-tokoh yang berasal dari Era Jawara dan Era Patriot.

Beberapa tokoh pahlawan super Indonesia yang akan muncul di antaranya: Sri Asih, Godam dan Tira, Si Buta dari Gua Hantu, Patriot Taruna, hingga Mandala. Tak hanya sampai di situ, nantinya masih ada karakter-karakter pahlawan super asli Indonesia lainnya yang akan turut muncul di film-film tersebut.

Bagaimana? Pas jadi semakin tidak sabar menunggu keseruan aksi superhero asal Indonesia berlaga di film terbaru mereka, kan?

Foto Cover: Ilustrasi komik Indonesia yang menjadi salah satu primadona Subsektor Penerbitan. (Shutterstock/Dhodi Syailendra)

Kemenparekraf / Baparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf RIJumat, 25 Juni 2021
8843
© 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif