Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas,klik di sini ya!
The 1st  Tourism Working Group Meeting G20 Bahas Isu Terkait Pariwisata

The 1st Tourism Working Group Meeting G20 Bahas Isu Terkait Pariwisata

0

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) telah menggelar The 1st Tourism Working Group (TWG) Meeting G20 pada 10 Mei 2022 di Bali. Pelaksanaan TWG  ini untuk memperoleh masukan dari para delegasi, khususnya yang terkait dengan isu pedoman, dan call to concrete actions pada draft G20 Bali Guideline. Menteri Parekraf Sandiaga Uno memastikan agar tema Bali Guideline on Strengthening Communities and MSMEs as tourism transformation agent tidak hanya menjadi dokumen semata, tetapi menjadi rencana aksi nyata yang dapat ditindaklanjuti untuk mewujudkan pariwisata yang lebih berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

TWG G20 memiliki kewajiban untuk berusaha mempertahankan momentum menuju pemulihan pariwisata setelah pandemi. Untuk itu, event yang dilangsungkan selama 2 hari ini membahas bagaimana mendorong pemulihan pariwisata dan membuat pariwisata lebih berkelanjutan, inklusif, serta tangguh melalui Bali Guideline.

“Presidensi Indonesia tahun ini berkomitmen untuk memegang tongkat estafet dan bekerjasama dengan semua anggota G0 untuk mewujudkan pariwisata yang lebih inklusif serta tangguh. Pentingnya transformasi pariwisata untuk pandemi untuk ancaman lainnya di masa depan,” kata Menteri Sandi.

Dalam 1st  TWG, secara khusus membahas soal lima pilar dasar dalam dunia pariwisata. Pertama, human capital (jobs, skill, education, entrepreneurship), kedua, digitalization, innovation, and creative economy, ketiga, women and youth empowerment, keempat, climate action, biodiversity, and circular economy, dan kelima, policy, governance, and investment framework. 

The 1st Tourism Working Group (TWG) Meeting G20, Bali. (Foto: Dok. Kemenparekraf).

Pilar 1, membahas soal human capital, salah satunya dengan menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki keterampilan profesional pariwisata. Selain itu, membahas tantangan utama seperti kurangnya tenaga kerja di bidang pariwisata. Dalam hal ini, penting untuk memastikan peningkatan dari segi kuantitas dan kualitas serta pariwisata yang bertanggung jawab secara sosial. 

Pilar 2, terkait digitalization, innovation, and creative economy yang menyoroti pentingnya digitalisasi dalam mendukung perkawinan yang aman serta interoperabilitas platform online. Pilar 2 juga menggarisbawahi pentingnya digitalisasi bagi UMKM di bidang pariwisata serta keterkaitan antara pariwisata dan ekonomi kreatif, baik di ranah konvensional seperti seni tradisional maupun ranah digital seperti pengembangan startup di bidang pariwisata. 

Pilar 3 membahas tentang women and youth empowerment yang fokus pada pekerja perempuan yang paling terdampak oleh pandemi. Untuk itu, mereka membutuhkan dukungan yang lebih khusus. Perlu ada pemberdayaan pekerja dan pengusaha perempuan di bidang pariwisata dan dorongan untuk lebih banyak perempuan yang menduduki posisi pimpinan dalam bisnis pariwisata serta upah yang setara bagi perempuan.

Pilar 4, membahas soal climate change, biodiversity conservation, and circular economy. Pilar 4 menyoroti pentingnya pembiayaan untuk mendukung transformasi menuju pariwisata yang lebih berkelanjutan termasuk dengan mempertimbangkan kemungkinan pembentukan dana internasional untuk netralitas iklim dalam pariwisata. 

Pilar 5, policy, governance, and investment framework yang memastikan pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan nasional, termasuk pada saat krisis dan mengamankan pariwisata sebagai prioritas penting dalam koordinasi antar lembaga.  Pentingnya untuk berkolaborasi dengan sektor swasta dan untuk memastikan bahwa investasi di bidang pariwisata merupakan investasi inklusif yang memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat lokal dan adat. 

The 1st Tourism Working Group (TWG) Meeting G20, Bali. (Foto: Dok. Kemenparekraf).

Sementara itu, organisasi internasional seperti United Nation World Tourism Organization (UNWTO), International Labour Organization (ILO), World Travel and Tourism Council (WTTC) dan
dan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mengatakan bahwa krisis akibat pandemi menjadi kesempatan untuk memikirkan dan menilai arah pariwisata di masa depan. Pandemi akan menjadi momentum untuk membantu mengubah sektor pariwisata menjadi lebih berkelanjutan, padat karya, dan cerdas secara digital.

The 1st TWG dihadiri oleh 60 delegasi yang terdiri dari 20 negara anggota G20, negara undangan (Uni Emirat Arab, Belanda, Singapura, Spanyol, Fiji, dan Africa Union), dan organisasi internasional (UNWTO, WTTC, ILO, OECD, ADB, IsDB, dan World Bank). The 2nd WTG Meeting akan dilaksanakan secara luring pada 23 September 2022 dan penyelenggaraannya akan back-to-back dengan Tourism Ministerial Meeting pada 26 September 2022 dan perayaan World Tourism Day pada 27 September 2022.

Foto Cover: The 1st Tourism Working Group (TWG) Meeting G20, Bali. (Foto: Dok. Kemenparekraf).

Kemenparekraf / Baparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf RIRabu, 8 Juni 2022
3368
© 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif