Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas,klik di sini ya!
Hari Pasar Modal Indonesia: Perusahaan di Sektor Parekraf yang Go Public

Hari Pasar Modal Indonesia: Perusahaan di Sektor Parekraf yang Go Public

0

Banyaknya perusahaan yang IPO (Initial Public Offering) atau go public membantu laju pertumbuhan ekonomi semakin membaik. Dalam menyambut Hari Pasar Modal Indonesia yang jatuh pada 3 Juni, tentu kurang lengkap kalau kita tidak membahas perusahaan-perusahaan yang berhasil go public.

Tak hanya perusahaan dari bidang perbankan dan tambang, ada banyak perusahaan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) yang sukses melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain meningkatkan ekonomi Indonesia secara fundamental, kesempatan perusahaan di sektor parekraf untuk go public menjadi salah satu cara mendapatkan pembiayaan non-perbankan.

Dijelaskan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, upaya mendorong dan mengakselerasi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk melantai di BEI bertujuan untuk memperkenalkan alternatif pembiayaan melalui skema pembiayaan pasar modal. 

Terbukti, saat ini sudah semakin banyak perusahaan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang sukses go public. Berikut di antaranya:

Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT)

Perusahaan yang didirikan pada 1975 dan sudah melantai di pasar saham sejak 1998 ini terkenal dengan properti residensial, komersial, maupun leisure. Banyak hotel yang dikembangkan di bawah JSPT, antara lain: Hyatt Regency Yogyakarta dan Bali, Mercure Resort Sanur, Ibis Budget Jakarta, Pop! Hotel Semarang dan Jakarta, Grand Hyatt Bali, serta Andaz Resort Bali. 

BACA JUGA: Tingkat Penghunian Kamar Hotel Bintang Tahun 2023

MNC Land (KPIG)

Selanjutnya adalah MNC Land (KPIG), yaitu salah satu bagian dari MNC Group yang bergerak di bidang developer property. Perusahaan yang mulai listing di BEI sejak 2000 ini memiliki banyak portofolio di bidang leisure. Seperti MNC Bali Resort, Park Hyatt Jakarta, The Westin Resort, dan Lido Lake Resort. 

Meski sempat “jatuh” akibat pandemi, pergerakan saham KPIG terus membaik seiring dengan meningkatnya tren pariwisata pascapandemi. Bahkan, KPIG mencatat peningkatan kerja yang signifikan pada kuartal pertama 2023, yakni peningkatan pendapatan bersih 69,0% year-on-year (yoy).

Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA)

Selain dari perusahaan yang bergerak dalam penyedia akomodasi dan penginapan, daftar perusahaan sektor pariwisata yang sukses go public adalah PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA). Termasuk dalam usaha tempat rekreasi, PJAA sukses mencatat pergerakan saham yang cukup baik. 

Mengutip dari laman Idxchannel.com, PJAA termasuk emiten yang masuk dalam daftar cum dividen. Artinya, perusahaan tersebut membagikan dividen Rp29 per saham, atau Rp46,4 Miliar yang setara dengan 30% dari total laba bersih.

Foto: Ilustrasi perusahaan sektor parekraf yang IPO (Shutterstock/zhaoliang70)

Mahaka Radio Integra Tbk (MARI)

Tak hanya dari sektor pariwisata, subsektor ekonomi kreatif juga banyak yang sukses melantai di pasar saham. Salah satunya dari subsektor televisi dan radio, PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI). Perusahaan sektor ekonomi kreatif yang bergerak dalam bisnis penyiaran radio di Indonesia. Sampai saat ini, MARI masih membawahi banyak radio besar di Indonesia. Seperti Jak FM, Gen FM, HOT FM, KIS FM, Mustang FM, dan MOST Radio FM. 

BACA JUGA: Kemenparekraf Gandeng BEI Tingkatkan Peluang Pelaku Usaha Parekraf Menuju IPO

GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Dipegang oleh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, GOTO merupakan salah satu saham dari subsektor pengembang aplikasi asli Indonesia yang terkenal sukses dan banyak diminati sejak listing pertama kali. Sebagai perusahaan aplikasi digital, GoTo menyediakan layanan jasa yang sudah menjadi kebutuhan banyak orang. Antara lain: layanan on-demand (Gojek), e-commerce (Tokopedia), dan layanan keuangan (GoTo Financial).

PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL)

Dari subsektor kuliner juga banyak yang sukses melantai di pasar saham, salah satunya adalah PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL). Pendatang baru di pasar saham ini merupakan sebuah perusahaan air minum dalam kemasan yang didirikan di Sleman, Yogyakarta, pada 2009 lalu.  

Sekadar informasi, perusahaan lokal yang menghasilkan produksi air minum berkualitas tinggi ini dicatatkan di papan akselerasi BEI sebagai efek syariah. Diharapkan, SOUL menjadi perusahaan air minum masa depan dengan proses yang sangat baik.

Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA)

Ternyata, ada brand lokal dari subsektor fesyen yang telah sukses go public, yakni PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) atau Elcorps. Pernah dipegang AA Gym sebagai Komisaris Independen, perusahaan yang menaungi brand fesyen hijab lokal Elzatta ini resmi go public pada November 2022. 

Dikutip dari laman Investasi.kontan, Analisis Pilarmas Investindo Desy Israhyanti mengungkapkan, ZATA memiliki prospek yang cukup baik. Mengingat, perusahaan ini bergerak di bidang modest fashion (pakaian muslim). Terlebih lagi, saat ini ekosistem industri fesyen muslim mulai makin banyak diminati.

Dyandra Media International Tbk (DYAN)

Satu lagi perusahaan dari sektor ekonomi kreatif yang berhasil go public adalah PT Dyandra Media International Tbk (DYAN). Saat ini, DYAN membawahi 28 perusahaan yang bergerak di industri MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition). Beberapa bisnis yang dijalankan, antara lain: penyelenggara event, bisnis pendukung event, bisnis ruang konvensi dan pameran, serta bisnis hotel. 

BACA JUGA: Kemenparekraf dan BEI Gelar Bincang pasar Modal Bagi Pelaku Parekraf-UMKM di Yogyakarta

Cover: Ilustrasi banyaknya daftar perusahaan sektor parekraf yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Shutterstock/Poetra.RH)

Kemenparekraf / Baparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf RISenin, 12 Juni 2023
16552
© 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif