Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas,klik di sini ya!
5 Startup Lokal Peraih Unicorn

5 Startup Lokal Peraih Unicorn

0

Perkembangan industri kreatif di Indonesia terus meningkat. Salah satunya dalam subsektor aplikasi dan game developer (pengembang permainan) yang merupakan subsektor industri kreatif yang berfokus kreativitas dan inovasi dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Menurut data yang diambil dari Opus Ekonomi Kreatif Outlook 2020, laju pertumbuhan subsektor aplikasi dan pengembang permainan pada 2017 adalah sebesar 7,90%. Bahkan Rp19.155 triliun disumbangkan subsektor aplikasi dan pengembang permainan untuk PDB nasional. 

Hal ini menjadi salah satu kekuatan dan bukti, bahwa subsektor aplikasi yang memiliki ciri khas dan sangat bermanfaat bagi para penggunanya. Kemunculan startup aplikasi dan pengembang permainan di Indonesia memiliki kompetensi mumpuni dan mampu bersaing.

Kemajuan tersebut dibuktikan dengan banyaknya bermunculan startup berbasis aplikasi di Indonesia dibarengi juga dengan peningkatan kualitas produk yang dihasilkannya agar dapat lebih bersaing di pasar global.

Sejalan dengan hal tersebut, banyak investor dunia mulai melirik startup Indonesia untuk berinvestasi. Tidak mengherankan jika kini banyak startup penyedia aplikasi di Indonesia telah berlabel Unicorn berkat “suntikan dana” dari para investor dunia.

Menariknya lagi, menurut data dari The Hurun Research Institute; Indonesia berhasil masuk dalam daftar “10 Negara dengan Unicorn Terbanyak di Dunia” pada 2019. Pemberian gelar Unicorn kepada perusahaan rintisan tidaklah sembarangan. Gelar unicorn khusus diberikan kepada startup yang telah mencapai nilai valuasi di atas 1 miliar dollar Amerika Serikat, atau sekitar Rp14,1 triliun.

Berikut ini 5 startup lokal peraih Unicorn:

Gojek

Bernaung di bawah PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, Gojek menjadi startup Indonesia pertama yang berhasil menyandang gelar Unicorn. Gojek mulai dirintis pada Oktober 2010 oleh Nadiem Makarim.

Perusahaan asal Indonesia ini juga telah berhasil mendapatkan suntikan dana dari beberapa investor terkemuka dunia. Seperti Google, Sequoia Capital, Farallon Capital, Allianz, Astra International, Tencent, dan masih banyak lagi.

Awalnya, Gojek hanya fokus pada bidang transportasi; GoRide dan GoCar. Namun seiring ditingkatkannya kualitas dan mengikut perkembangan zaman, Gojek semakin melebarkan sayapnya dengan mengeluarkan lebih dari 20 layanan yang mempermudah para pengguna aplikasinya, seperti layanan GoFood, GoSend, GoMart, dan masih banyak lagi.

Tak hanya di Indonesia, kesuksesan Gojek telah sampai ke beberapa negara tetangga Indonesia. Seperti Singapura, Vietnam, hingga Thailand. Mengutip dari CNBC Indonesia, per Februari 2020, aplikasi Gojek telah diunduh lebih dari 170 juta pengguna.

Bahkan, kini Gojek juga telah berhasil mendapatkan gelar “Decacorn”. Julukan bagi startup yang telah memiliki nilai valuasi di atas 10 miliar dollar Amerika Serikat, atau sekitar Rp140 triliun.

Tokopedia

Memiliki misi “pemerataan ekonomi secara digital”, perusahaan rintisan yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada Februari 2009 ini turut menjadi e-commerce asli Indonesia yang telah menyabet gelar Unicorn setelah Gojek.

Startup Indonesia ini berhasil menyabet gelar Unicorn setelah mendapatkan suntikan dana dari Alibaba Group, sekitar 1,1 miliar dollar Amerika Serikat pada 2017. Hingga sekarang, Tokopedia telah memiliki beberapa investor, seperti SoftBank Group, East Ventures, dan masih banyak lagi.

Per Oktober 2020, nilai valuasi Tokopedia kabarnya sudah berhasil mencapai sekitar Rp111 triliun. Saat ini pengguna aktif Tokopedia lebih dari 100 juta pengguna setiap bulannya.

Traveloka

Berdiri pada Oktober 2012, Traveloka menjadi travel startup pertama di Indonesia dan juga Asia Tenggara yang berhasil menjadi menyandang gelar Unicorn. Keberhasilan Traveloka didapatkan setelah mendapatkan investasi dari Expedia pada 2017 silam.

Sebelumnya, perusahaan yang didirikan oleh Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert Zhang ini fokus pada bidang perjalanan dan pemesanan hotel. Namun saat ini Traveloka semakin berkembang pesat dengan memberikan berbagai produk guna melayani kebutuhan end-to-end para wisatawan domestik.

Seperti layanan pembelian tiket pesawat, kereta api, bis, pemesanan hotel, kuliner, sewa mobil, hingga berbagai pilihan tiket wahana hiburan. Saat ini layanan Traveloka juga sudah merambah hingga negara tetangga, seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, hingga Filipina.

Saat ini Traveloka telah memiliki nilai valuasi sekitar 3 miliar dolar Amerika Serikat, dengan perkiraan jumlah unduh lebih dari 40 juta pengguna.

Bukalapak

Berfokus pada perusahaan bidang e-commerce, perusahaan yang didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Fajrin Rasyid pada awal 2010 ini telah berhasil menyabet gelar Unicorn. Gelar tersebut didapatkan Bukalapak setelah mendapatkan investor besar; Emtek Group dan 500 Startups.

Bukalapak juga berhasil menggandeng investor terkemuka, seperti Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund, QueensBridge Ventura Partners, dan masih banyak lagi.

Menurut data dari laman Katadata, nilai valuasi perusahaan Bukalapak dipercaya telah mencapai Rp35 triliun dan memiliki sekitar 92 juta pengguna di seluruh Indonesia.

OVO

Pada 2019, OVO turut masuk ke dalam deretan startup Indonesia yang berhasil menyabet gelar Unicorn. OVO merupakan salah satu aplikasi layanan dompet digital yang mempermudah para penggunanya dalam bertransaksi dengan beberapa mitra.

Bahkan, menurut survei yang dilakukan oleh iPrice Group, OVO menjadi layanan dompet digital yang berhasil masuk 5 besar di Indonesia dengan jumlah pengguna terbanyak. Tercatat, OVO telah digunakan lebih dari 115 juta pengguna. Jika diurutkan, OVO berhasil menduduki peringkat kedua di bawah GoPay.

S_tartup_ yang berada di bawah Grup Lippo ini diklaim memiliki nilai valuasi sebesar Rp42 triliun. Dari keberhasilan inilah menjadikan OVO menjadi startup Indonesia kelima yang berhasil mendapatkan gelar Unicorn.

Itulah 5 startup lokal peraih unicorn karya anak bangsa yang membanggakan. Melihat terus berkembangnya sektor ekonomi kreatif di Indonesia selayaknya membuat kita semakin #BanggaBuatanIndonesia.

Foto Cover: Shutterstock/Fardzand01

Kemenparekraf / Baparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf RISelasa, 23 Februari 2021
4692
© 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif