Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas,klik di sini ya!
Arsitektur Rumah Adat Bale Lombok Kaya akan Nilai Filosofis

Arsitektur Rumah Adat Bale Lombok Kaya akan Nilai Filosofis

0

Potensi wisata di Pulau Lombok sangat diperhitungkan. Tak hanya keindahan alam yang memukau, pesona budaya di Lombok juga sangat menarik dikulik. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari tingginya hasil budaya masyarakat setempat, salah satunya bisa dilihat di rumah adat bale.

Rumah adat bale menjadi salah satu rumah adat dengan bentuk arsitektur unik khas Lombok dan masih bertahan hingga saat ini. Sarat akan makna filosofis, rumah adat bale menjadi bukti tingginya falsafah hidup masyarakat Lombok, khususnya suku Sasak.

Bagi masyarakat Lombok, keberadaan rumah bale lebih dari sekadar tempat tinggal. Pada bangunan inilah terdapat beragam harapan sekaligus nilai adat yang dijunjung tinggi. Nilai adat ini direpresentasikan melalui desain arsitektur dan konstruksi rumah adat bale khas Lombok.

Salah satu desain unik yang cukup mudah dikenali dari rumah bale adalah bentuk pintu depan. Jika diperhatikan, rumah bale khas Lombok hanya memiliki satu pintu dengan bentuk cukup rendah dan kecil. Desain ini membuat tamu harus menunduk saat memasuki rumah. Bentuk pintu ini memiliki nilai filosofis bahwa tamu sudah selayaknya memberi rasa hormat terhadap pemilik rumah.

Ilustrasi tampak dekat Rumah adat Bale Lombok (Shutterstock/Julius Bramanto)

Begitu juga dengan arsitektur tangga yang terpasang di depan rumah bale. Umumnya, tangga yang menghubungkan ke dalam rumah hanya memiliki tiga anak tangga. Jumlah tersebut dipilih sebagai bentuk perlambangan Tuhan, Ibu, dan Bapak.

Dari segi rangka atap, rumah bale juga menyimpan filosofi tersendiri. Bentuk atap rumah bale tampak meninggi ke belakang, yang dimaknai sebagai hubungan manusia dengan Tuhan. Sedangkan, sosoran atap di bagian depan melambangkan hubungan manusia dengan sesamanya.

Secara keseluruhan, bentuk atap rumah bale khas Lombok menggambarkan hubungan antar sesama manusia, nenek moyang, dan Tuhan yang harus berjalan seimbang. Tidak berhenti dalam struktur dan bahan bangunannya, suku Sasak juga selektif perihal memilih lokasi untuk mendirikan rumah bale.

Tempat-tempat yang dihindari untuk mendirikan rumah bale antara lain bekas perapian, bekas pembuangan sampah, dan bekas sumur. Masyarakat percaya, jika rumah dibangun di bekas lokasi tersebut akan membuat pemiliknya bernasib kurang baik.

Rumah Adat Bale 15 Generasi

Pembangunan rumah dengan desain berdasar pada nilai filosofi kini mulai jarang ditemukan, khususnya untuk rumah modern. Namun bagi masyarakat Lombok, desain dan arsitektur rumah adat Bale masih terus dilestarikan.

Hal ini bisa Sobat Parekraf lihat langsung di Desa Sasak Sade. Di desa wisata ini terdapat sekitar 150 rumah adat bale yang masih orisinil. Hal menarik dari Desa Wisata Sasak Sade, Sobat Parekraf bisa melihat rumah bale tertua yang telah ditinggali lebih dari 15 generasi.

Setidaknya, terdapat tiga jenis rumah adat bale khas Lombok. Pertama ada Bale Bonter, yaitu rumah adat yang dimiliki pejabat desa. Lalu Bale Kodong yang dikhususkan untuk warga yang baru menikah atau para orang tua yang ingin menghabiskan masa tuanya. Terakhir ada Bale Tani, yakni rumah tinggal bagi warga yang sudah berkeluarga.

Foto Cover: Ilustrasi Arsitektur rumah adat Bale (Shutterstock/Studio Pospichal)

Kemenparekraf / Baparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf RIMinggu, 6 Februari 2022
13513
© 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif