Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas,klik di sini ya!
Potensi Pengembangan Wisata Halal di Indonesia

Potensi Pengembangan Wisata Halal di Indonesia

10

Wakil Presiden Ma’ruf Amin secara khusus meminta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) untuk mengembangkan potensi wisata halal di Indonesia. Permintaan ini disambut baik oleh seluruh jajaran Kemenparekraf/Baparekraf mengingat wisata halal di Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

Dalam kancah global, pariwisata halal menjadi pasar yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat dari Laporan Mastercard Crescentrating Global Travel Market Index (GMTI) 2019, yang memprediksi akan ada 230 juta wisatawan muslim secara global pada 2026.

Hal ini meningkat dari 2018 yang hanya sekitar 140 juta. Selaras dengan prediksi tersebut, Global Islamic Economy Report yang menyebutkan, perputaran uang dari wisata halal dunia diprediksi meningkat, dari 177 miliar dolar AS (2017) menjadi 274 miliar dolar pada 2023 mendatang.

Melihat angka pertumbuhan yang menggiurkan tersebut membuat banyak negara mulai serius mengembangkan wisata halal. Bahkan, potensi wisata halal ini berkembang di negara-negara yang bukan anggota Organisasi Kerja Islam (OKI), seperti Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan.

Dikutip dari Panduan Penyelenggaraan Pariwisata Halal Kemenparekraf/Baparekraf, wisata halal merujuk pada layanan tambahan amenitas, atraksi, dan aksesibilitas yang ditujukan dan diberikan untuk memenuhi pengalaman, kebutuhan, dan keinginan wisatawan muslim.

Dalam mewujudkan wisata halal ada beberapa hal yang perlu dimiliki oleh destinasi wisata. Misalnya, penyediaan makanan halal, fasilitas pendukung untuk beribadah: mushola dan tempat wudhu, hingga pelayanan ramah muslim lainnya.

Desa Sade di Lombok, menjadi destinasi wisata favorit wisatawan muslim dari seluruh dunia karena menawarkan kreasi tenun dan budaya. (Foto: Shutterstock/Bastian AS)

Potensi Wisata Halal Indonesia

Prospek Indonesia dalam mengembangkan wisata halal telah diakui dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat Indonesia telah banyak menyabet penghargaan dalam ranah destinasi wisata halal dunia. Sebut saja pada 2019, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai Wisata Halal Terbaik di Dunia versi Global Muslim Travel Index (GMTI) mengungguli 130 negara peserta lainnya.

Prestasi tersebut merujuk pada catatan, 20% atau sekitar 14,92 juta turis asing yang datang ke Indonesia merupakan wisatawan muslim. Prestasi Indonesia tersebut juga dinilai dari segi akses, komunikasi, lingkungan, serta pelayanan selama berada di destinasi wisata halal. Tidak hanya itu, Indonesia juga berhasil menyapu bersih 12 dari 16 penghargaan dalam World Halal Tourism Award 2016 di Abu Dhabi.

Torehan tinta emas inilah yang membuat banyak pihak optimis Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan wisata halal. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, prestasi-prestasi Indonesia dalam hal wisata halal membuatnya sangat optimis akan keberhasilan pengembangan konsep wisata halal di Indonesia.

Satu lagi bekal besar Indonesia dalam mengembangkan wisata halal, yaitu jumlah penduduk Indonesia mayoritas umat muslim. Bahkan, tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Penduduk muslim Indonesia nantinya akan menjadi penggerak pariwisata halal yang terampil dalam mengembangkan destinasi.

Sehingga, dengan modal besar tersebut, para wisatawan muslim dari berbagai negara pun tidak perlu khawatir akan Islamofobia ketika berlibur ke Indonesia.

Destinasi Wisata Halal Potensial di Indonesia

Indonesia memiliki destinasi wisata halal yang tersebar di berbagai pulau. Salah satu pulau yang paling potensial dalam pengembangan wisata halal adalah pulau Lombok. Pada 2015, Lombok pernah dinobatkan sebagai The World Best Halal Tourism Destination dalam ajang World Halal Travel Awards di Abu Dhabi.

GMTI bahkan memberikan nilai 76 untuk kualitas layanan komunikasi di Lombok pada 2019. Angka ini meningkat dari 2018 yang hanya 59 saja. Selain Lombok ada 4 destinasi wisata halal yang potensial untuk dikembangkan. Lokasi-lokasi tersebut antara lain:

Aceh

Pada 2016, Aceh berhasil mendapatkan penghargaan sebagai World’s Best Airport for Halal Travellers dan World’s Best Halal Cultural Destination dari World Halal Tourism Award. Banyaknya destinasi wisata bernuansa Islami juga menjadi daya tarik tersendiri bagi Aceh.

Pulau Penyengat di Kepulauan Riau menjadi salah satu destinasi wisata religi dan wisata halal di Indonesia. (Foto: Shutterstock/Heru Sukma Cahyanto)

Kepulauan Riau

Senada dengan Aceh, Kepulauan Riau juga sangat potensial menjadi salah satu destinasi wisata ramah muslim di Indonesia. Ikon dari destinasi wisata halal di Kepulauan Riau tak lain adalah Masjid Sultan Kepulauan Riau yang terletak di Pulau Penyengat.

Sumatera Barat

Sumatera Barat telah banyak menyabet prestasi bergengsi dalam World Halal Tourism Award 2016. Setidaknya ada 3 penghargaan yang berhasil diraih Sumatera Barat, yakni World’s Best Halal Destination, World’s Best Halal Tour Operator, dan World’s Best Halal Culinary Destination. Dengan modal tersebut, tak heran kalau Sumatera Barat sangat potensial dalam mengembangkan wisata halal di Indonesia.

Jakarta

Menparekraf Sandiaga Uno baru-baru ini juga menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Imam Besar Masjid Istiqlal. Bersama MoU ini, Masjid Istiqlal akan dikembangkan sebagai destinasi wisata religi di Indonesia. Pemilihan Jakarta tidak dapat dilepaskan dari lengkapnya fasilitas ramah muslim. Setidaknya ada 510 hotel dengan sertifikat halal dan 5 hotel tipe syariah di Jakarta.

Foto Cover: Masjid Raya Sumatera Barat (Shutterstock/Erico Setiawan)

Kemenparekraf / Baparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf RISabtu, 14 Agustus 2021
38001
© 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif