Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas,klik di sini ya!
Genpi dan Netas, Perpanjangan Tangan Kemenparekraf Optimalkan Pariwisata dan Ekraf

Genpi dan Netas, Perpanjangan Tangan Kemenparekraf Optimalkan Pariwisata dan Ekraf

0

Komunitas merupakan salah satu penggerak yang terjun langsung ke lapangan pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Untuk itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) membentuk Generasi Pesona Indonesia (Genpi) yang dibentuk pada 2016 lalu. Genpi merupakan wadah yang disediakan untuk menjaring komunitas yang tersebar di seluruh Indonesia dalam upaya mendorong pariwisata dan ekonomi kreatif dari lingkup yang terkecil.

“Genpi terbentuk atas dasar semangat dari komunitas di daerah yang ingin memberikan kontribusi terhadap perkembangan pariwisata, khususnya dalam bidang promosi. Genpi terinspirasi dari kesuksesan teman-teman komunitas Wonderful Lombok – Sumbawa dalam melakukan percepatan pariwisata halal di Lombok. Dengan keberhasilan tersebut, kemudian kami mengusulkan agar membentuk sebuah wadah komunitas yang tersebar di berbagai provinsi. Akhirnya pada 2018, Genpi resmi hadir di 34 provinsi dan di 212 kabupaten,” kata Siti Chotijah selaku Ketua Umum Genpi. 

Genpi fokus pada promosi di media sosial, khususnya media online, dan menjalankan program Go Digital. Siti menjelaskan, Go Digital sedang menjadi tren atau program utama yang menarik untuk mengakselerasi program pariwisata dan digital. Hampir 70% kegiatan dan program Genpi dilakukan secara online dengan memanfaatkan media sosial. 

Sejak 2016, peranan Genpi pada dunia pariwisata di Indonesia sangat besar. Misalnya, Genpi sukses mendukung Indonesia dalam berbagai kompetisi internasional, seperti World Halal Tourism, video competition untuk UNWTO, ajang pemilihan Bali sebagai The Best Island In The World, dan masih banyak lagi. Sejak 2016 hingga 2019, setidaknya ada 48 penghargaan yang diraih oleh Indonesia. Siti mengklaim bahwa Genpi selalu ada dalam pencapaian tersebut sebagai supporting system melalui kanal media sosial yang saat ini memiliki 18 ribu member untuk voting dan promosi event atau kampanye pariwisata. 

“Genpi adalah komunitas yang digerakan oleh para anggotanya yang melakukan aktivitas di media sosial. Semangat yang dibawa adalah volunteerism. Dukungan yang dilakukan oleh Genpi adalah dengan melakukan sosialisasi dan mengajak masyarakat untuk aktif berpartisipasi. Selain itu, Genpi juga melakukan coverage issue ketika ada isu miring terkait pariwisata di Indonesia. Peran Genpi adalah membantu mengkomunikasikan apa saja upaya pihak terkait dalam menangani isu tersebut,” ujar Siti. 

Selain dengan para komunitas yang bergerak di bidang pariwisata, Genpi juga menjalin kerjasama dan memiliki jejaring lokal dan internasional yang luas, seperti bersama dengan DESMA Center dan ASEAN Centre of Biodiversity (ACB). Sementara dari sisi pengembangan media sosial, Genpi juga membangun jejaring online dengan mengandalkan aset digital sebagai bagian dari komunitas pariwisata. 

“Saya berani jamin, tidak ada yang punya akun sebanyak dan sebesar Genpi di bidang promosi pariwisata. Aset digital milik Genpi adalah aset terbesar yang dimiliki oleh komunitas yang bergerak di dunia pariwisata. Ini adalah salah satu capaian Genpi. Dan saya berharap agar aset digital ini bisa dimanfaatkan oleh para stakeholder lain agar bisa membentuk kolaborasi untuk mempromosikan sektor pariwisata di Indonesia dengan lebih baik lagi,” jelas Siti.

Dokumentasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno dalam acara Nemuin Komunitas (Netas) bertajuk "Komunitas, Produk Lokal, dan Ekonomi Digital". (Foto: wonderfulimage.id)

Selain dukungan secara digital, Genpi juga hadir dalam pelaksanaan event-event daerah, baik yang masuk ke dalam calendar of event nasional dan tingkat daerah. Tidak hanya mempromosikan lewat sosial media saja, tapi Genpi juga terlibat dalam pelaksanaan event daerah. Siti menjelaskan bahwa target Genpi lebih kepada keberhasilan di berbagai daerah dan bisa memberikan pendampingan secara total, baik yang sifatnya ekonomi kreatif atau destinasi pariwisata berbasis desa wisata. 

“Jadi untuk sisi promosi, Genpi juga bekerja sama dengan sejumlah stakeholder pariwisata, bukan hanya pentahelix, tapi juga hexahelix. Kami juga bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah dan berbagai kementerian yang memiliki program di bidang pariwisata. Kami juga bekerja sama dengan asosiasi dan komunitas, teman-teman di desa wisata, serta akademisi,” tutur Siti. 

Bicara soal komunitas, Kemenparekraf juga memiliki program yang mempertemukan antara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan komunitas-komunitas yang bergerak di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Kolaborasi ini kemudian memunculkan program Nemuin Komunitas atau Netas.  Program ini memungkinkan para perwakilan komunitas dari seluruh Indonesia, mitra dan masyarakat umum untuk sharing secara langsung dengan Mas Menteri Sandiaga Uno. 

“Netas adalah sebuah kegiatan interaksi langsung dengan Menparekraf kepada perwakilan masyarakat, yaitu komunitas, untuk membangun relasi agar dapat melahirkan solusi dari masalah yang terjadi di lapangan sehingga program inovasi, adaptasi, dan kolaborasi bisa terlaksana dengan lebih maksimal. Dari kegiatan Netas, diharapkan lahir gagasan-gagasan kreatif serta kolaborasi antar unsur pentahelix pariwisata, khususnya dari komunitas,” kata I Gusti Ayu Dewi Hendriyani selaku Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf.

Diakui Dewi, Netas selalu berusaha untuk menggerakan ekonomi lokal, seperti yang diadakan di Magelang dan Kulonprogo. Dalam acara Netas di dua daerah tersebut, pelaku UMKM lokal diundang untuk memasarkan produk yang mereka buat, seperti batik, mainan daur ulang, kerajinan tangan, keripik, dan bubuk kopi.

Dokumentasi kebersamaan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno bersama Komunitas Generasi Pesona Indonesia (Genpi). (Foto: wonderfulimage.id)

“Netas merupakan salah satu upaya Kemenparekraf untuk mempromosikan potensi pariwisata dan memaksimalkan kekuatan komunitas. Saat ini, Netas sudah 5 kali diadakan sepanjang periode 2021-2022, yaitu di Magelang, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Sleman, Kota Manado, dan Danau Toba. Kami mengadakan Netas di tempat-tempat yang terkait dengan kebijakan Kemenparekraf, seperti di desa wisata atau tempat-tempat yang sedang viral,” jelas Dewi. 

Dalam setiap kegiatannya,  Netas dihadiri setidaknya oleh 30-40 orang perwakilan dari beberapa komunitas dengan mengusung tema yang berbeda-beda di setiap pelaksanaanya namun tetap dalam koridor kebijakan atau program yang sedang digaungkan oleh Kemenparekraf.

“Beberapa tema yang pernah diangkat yaitu sosialisasi CHSE standar toilet bersih, geber, gercep dan gaspol, Genpi, komunitas, produk lokal dan ekonomi digital, dan promosi program Kamu Aku,” ujar Dewi. 

Lebih lanjut, Dewi menjelaskan bahwa Netas bertujuan untuk mensosialisasikan program Kemenparekraf melalui komunitas. Selain itu, Netas akan mempermudah mewujudkan kerjasama secara langsung dengan komunitas di seluruh Indonesia. Bahkan saat Covid-19 melanda, Netas mengajak komunitas agar mampu melawan tekanan karena pandemi untuk membangkitkan pariwisata Indonesia.

“Netas mengajak komunitas untuk berperan aktif dalam mendukung program Kemenparekraf, seperti Bangga Buatan Indonesia dan #BeliKreatifLokal agar industri kreatif dapat menjadi penggerak dalam upaya pemulihan ekonomi nasional,” ucap Dewi.


Foto Cover: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno sedang mempromosikan Komunitas Generasi Pesona Indonesia (Genpi) (wonderfulimage.id)

Kemenparekraf / Baparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf RIKamis, 28 April 2022
4097
© 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif