Ingin tahu soal 5 Destinasi Super Prioritas,klik di sini ya!
Komunitas Difabel Slawi Mandiri Berikan Pelatihan Ekraf pada Teman Difabel

Komunitas Difabel Slawi Mandiri Berikan Pelatihan Ekraf pada Teman Difabel

0

Keterbatasan tidak membuat penyandang disabilitas di Kota Tegal menyerah. Harapan teman-teman difabel di Kota Tegal bisa dilihat dari hadirnya komunitas Difabel Slawi Mandiri (DSM). Adanya komunitas┬á ini diharapkan mampu mengubah pola pikir serta meningkatkan kepercayaan diri teman difabel, untuk mulai mengembangkan potensi dalam ekonomi kreatif. Komunitas Difabel Slawi Mandiri merupakan sebuah kelompok yang dibentuk pada tanggal 30 Desember 2010. Difabel Slawi Mandiri mengusung isu inklusi yang beranggotakan difabel netra, tuli, daksa, dan orang yang pernah menderita kusta. Pada mulanya komunitas ini hanya melakukan kegiatan advokasi mandiri melalui longmarch, dan bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (ODP) terkait. Latar belakang pendiriannya tidak lepas dari dorongan kuat untuk membantu sesama. ÔÇ£Awalnya kami tengah berupaya untuk mendata teman-teman difabel yang ada di Kabupaten Tegal. Ternyata ada banyak sekali mencapai 12 ribu orang. Dari situ, ada sebuah program pendampingan dari pemerintah Solo kepada teman difabel, seperti membuat kerajinan dan semacamnya. Sejak 2010, Difabel Slawi Mandiri (DSM) terus mendampingi kegiatan tersebut selama 5 tahun,ÔÇØ bilang Khambali selaku pendiri komunitas Difabel Slawi Mandiri. Seiring berjalannya waktu, kegiatan yang diadakan komunitas Difabel Slawi Mandiri semakin beragam. Salah satu kegiatan yang menarik minat teman difabel untuk gabung adalah membentuk peer counseling, sebagai sebuah sarana sharing bagi anggotanya. Semakin hari pertumbuhan komunitas Difabel Slawi Mandiri kian berdampak baik bagi setiap anggotanya. Terbukti, anggota komunitas Difabel Slawi Mandiri yang tercatat hingga Februari 2021 lalu sebanyak 320 orang. ÔÇ£Semua kategori difabel ada di DSM, mulai dari difabel fisik dan sensorik. Ada juga yang cerebral palsy. Ada juga teman-teman yang dulunya pernah kusta. Total ada 500 teman difabel yang menjadi anggota DSM,ÔÇØ sambung Khambali. #### Pelatihan Ekonomi Kreatif di DSM Melihat potensi dari kemampuan dan hobi setiap anggotanya, komunitas Difabel Slawi Mandiri berupaya menghadirkan berbagai macam pelatihan, sebagai bentuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif (Ekraf) bagi para anggotanya. Berbagai macam pelatihan rutin dilakukan komunitas Difabel Slawi Mandiri, mulai dari menjahit, membatik, menyablon, membuat sangkar burung, membuat aneka jenis kue, menganyam bambu, budidaya ikan hias, membuat protesa kaki atau tangan palsu, hingga jasa pijat. ÔÇ£Pelatihan ini juga diberikan untuk membangun motivasi teman difabel agar mereka sadar bahwa untuk bisa berkembang, ya, harus bisa dilakukan dari diri sendiri. Saya juga mengajak teman di DSM untuk ikut berbaur dan beraktivitas dengan masyarakat. Setiap tahun, DSM juga merayakan Hari Difabel Internasional dengan mengadakan berbagai acara. Tujuannya untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa teman difabel juga punya kemampuan,ÔÇØ terang Khambali. Segala bentuk kegiatan dan pelatihan dari komunitas Difabel Slawi Mandiri berpusat di Rumah Produksi Difabel Kreatif, yang beralamat di Jalan Raya Utara Adiwerna, Kemayaran, Tegal. Di tempat ini anggota teman difabel tidak hanya memproduksi, namun juga memamerkan produk ekraf karya mereka, hingga membuka praktik jasa pijat. Foto: Doks. Facebook Difabel Slawi Mandiri Dalam perjalanannya merangkul teman difabel, komunitas DSM tidak berjalan sendiri. Pemerintah Kabupaten Tegal berupaya memfasilitasi dan melakukan pendampingan bagi teman difabel untuk menangkap peluang bisnis dari produk ekonomi kreatif yang mereka hasilkan. Salah satu pelatihan yang diadakan kerja sama DSM dan pemerintah Tegal adalah pelatihan menjahit. Dalam menyelenggarakan pelatihan ini komunitas Difabel Slawi Mandiri bekerja sama dengan Loka Bina Karya (LBK) Dinas Sosial Tegal. ÔÇ£Produk-produk yang dibuat oleh teman difabel di DSM ini dijual di situs DSM. Hasil penjualan kami kembalikan kepada teman difabel yang membuatnya. Memang kalau dari segi kualitas dan kuantitas, masih banyak yang perlu ditingkatkan. Begitu pula dengan cara pemasaran yang harus direncanakan dengan lebih baik lagi. Kami sering berkoordinasi dengan dinas UMKM setempat terkait pemasaran produk teman difabel. Produk-produk ini sering kami bawa ke acara bazar. Kegiatan ini cukup membantu teman-teman difabel untuk menjual hasil kreasinya,ÔÇØ kata Khambali. Selain itu, keuntungan bagi teman difabel yang bergabung dalam DSM bukan hanya berkaitan dengan dunia ekonomi kreatif. Namun komunitas Difabel Slawi Mandiri juga selalu mengupayakan bantuan untuk teman-teman difabel mendapatkan akses pelayanan publik dengan mudah. Salah satunya terkait vaksin COVID-19 bagi teman difabel. Bekerja sama dengan DPR RI, komunitas Difabel Slawi Mandiri menginisiasi vaksinasi COVID-19 bagi penyandang disabilitas di Tegal, yang diadakan berlangsung di Rumah Produksi Difabel Kreatif. Tidak hanya di kalangan pemerintah Kabupaten, komunitas DSM juga berhasil menularkan inklusivitas kepada pemerintah desa. Hal tersebut dilakukan dengan menyelenggarakan seminar bertajuk ÔÇ£Desa InklusiÔÇØ_._ Harapannya, semakin banyak pihak yang sadar terhadap kebutuhan teman difabel di Indonesia, khususnya di Tegal. #### Karya Komunitas Difabel Slawi Mandiri Dalam mengembangkan dan memasarkan produk ekonomi kreatif, komunitas Difabel Slawi Mandiri juga bekerja sama dengan Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Tegal, untuk mengakses ekosistem digital guna memasarkan produk ekonomi kreatif karya mereka. Tak hanya dipamerkan secara langsung di Rumah Produksi Difabel Kreatif, produk ekraf dari komunitas DSM kini juga dipasarkan secara daring, melalui berbagai marketplace yang ada. Sehingga masyarakat luas bisa membeli produk hasil karya teman difabel dengan mudah. Menariknya, di tengah pandemi COVID-19 komunitas Difabel Slawi Mandiri juga melihat sebuah peluang. Sejumlah penyandang disabilitas beralih profesi menjadi penjahit masker. Upaya ini dilakukan agar mereka tetap memiliki penghasilan di tengah pandemi yang melumpuhkan berbagai sektor ekonomi kreatif di Indonesia. Awalnya masker karya komunitas DSM hanya dijual untuk kalangan sendiri atau kerabat dekat. Namun seiring berjalannya waktu pembeli masker semakin luas, bahkan hingga lingkup instansi. Masker buatan anggota komunitas Difabel Slawi Mandiri pun telah lolos uji dari Dinas Kesehatan, sehingga layak diedarkan. Melalui upaya ini anggota dari komunitas Difabel Slawi Mandiri ingin menyampaikan pesan bagi seluruh teman difabel untuk tidak patah semangat. Keterbatasan bukanlah halangan untuk terus berkarya, dan menciptakan peluang yang baik. "Saya juga seorang difabel dan ingin menunjukkan kepada teman difabel lainya, khususnya di daerah Tegal, bahwa kita harus menjadikan kekurangan yang kita miliki menjadi kelebihan dan membuat kita berusaha lebih baik. Jangan tunduk pada stigma diri karena justru itu yang membuat teman difabel menjadi semakin terbatas. Teman-teman difabel harus mulai bangkit untuk dapat bersaing, menggagas ide dan berpikir kreatif agar kita bisa bersaing dengan non-difabel," tutup Khambali.

Kemenparekraf / Baparekraf
Kemenparekraf/Baparekraf RISabtu, 30 Oktober 2021
2478
© 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif